Masjid Bawah Tanah Sumur Gumuling

Terletak di Jl.Taman, Kraton Yogyakarta, berada satu komplek dengan pemandian tamansari. Ada plang-plang penunjuk jalan untuk memudahkan wisatawan, atau kalau pengen belajar sopan santun, bisa tanya langsung ke penduduk sekitar 🙂 kenapa belajar sopan santun? karena ini di JOGJA mabroo.. Kalo biasanya kita tanya asal tanya, plis gunakan unggah-ungguh ini disana dan sebaiknya dimanapun. Gimana unggah-ungguh nya? Belom tau? Ah asli lo? 😛 Yadeh dikasi teu..

1. Turun dari kendaraan

2. Ada baiknya sebagai pembuka, gunakan bahasa lokal, “Nuwun sewu, nyuwun pangapunten, badhe nderek tanglet”. hahaha uda belibet belom lidah nya? Itu artinya, “Permisi, maaf mau tanya” kalo masi keplintir-plintir juga lidahnya pake bahasa indonesia juga mereka ngga keberatan ko kaka kaka, so woles ajee. Yang penting senyum termanis jangan dikantongin aja.

3. Setelah tanya, jangan lupa “Maturnuwun”, “Terimakasih”, trus senyum kedip-kedip mata.

Ok, back to the topic. Saran si pokoknya kalo mau kesini cari Pasar Ngasem. Parkir kendaraan tersebar di sekeliling komplek. Karena komplek nya yang emang luas, jadi sebenernya bisa masuk “dari mana aja”. Kalo pengen ke masjid bawah tanah dulu, masjid terletak di belakang Pasar Ngasem. Kemungkinan kalian bakal bingung pas nyampe sini, karena ngga ada rute tour nya. Jadi….jangan lupa GPS yah. Gunakan Penduduk Sekitar.

Saat memasuki komplek, kalian bakal nglewatin rumah-rumah penduduk yang merupakan desa wisata. Bisa melihat beragam aktifitas warga, seperti membatik dan melukis. Buat kalian yang suka seni, you’ll find your playground guys…

Setelah tanya penduduk dan menemukan lokasi masjid, kalian akan melewati lorong masjid sebelum ke ruangan inti. Masjid terdiri dari dua lantai dimana lantai bawah dipakai oleh jamaah wanita dan lantai atas untuk jamaah pria. Masjid didirikan pada tahun 1765 yang merupakan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono I dan difungsikan hingga masa kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono II. Setelah keraton Yogyakarta membangun Masjid Gedhe Kauman yang berada di sebelah barat Alun-Alun Lor Yogyakarta, masjid Sumur Gumuling sudah tidak difungsikankan lagi sejak tahun 1812. Dibangun di bawah tanah dengan tujuan agar suara muadzin atau khatib terdengar ke seluruh penjuru masjid sehingga tidak perlu menggunakan pengeras suara. Setiap lantai terdapat ruangan tersendiri untuk imam yang memimpin sholat. Kedua lantai dihubungkan dengan lima buah tangga yang mengartikan jumlah waktu sholat dan jumlah rukun islam. Tangga-tangga ini berada di tengah-tengah ruangan masjid disertai dengan kolam untuk berwudhu yang terletak tepat di bawah tangga. Keunikan lain dari masjid ini adalah bangunannya yang tidak menggunakan semen sebagai perekat melainkan putih telur.

Untuk tiket masuk, disini free sampai jam setengah 4. Setelah jam setengah 4, akan dipungut biaya kebersihan. Kalo pengen tau lebih banyak tentang masjid ini, ada guide-guide yang menawarkan dengan wajar jasa mereka. Tau ndiri kan di beberapa objek wisata ada aja yang annoying nawarin jasanya. Kalo di Jogja, asal kalian bisa nolak dengan halus mereka ngga akan ngotot ko. Atau kalo pengen hemat yah, cari-cari aja orang yang uda pake jasa tour guide trus kalian kuntit deh kemana aja mereka melangkah :)))

Leave a comment